Dalam dunia sepak bola modern, nutrisi memainkan peran yang sama pentingnya dengan latihan fisik. Pola makan yang tepat dapat meningkatkan performa, mempercepat pemulihan, dan bahkan memperpanjang karier seorang atlet. Salah satu pola makan yang semakin populer di kalangan atlet profesional adalah diet Mediterania. Pola makan ini, yang berfokus pada makanan utuh, lemak sehat, dan protein tanpa lemak, tidak hanya dikenal karena manfaatnya bagi kesehatan umum, tetapi juga sebagai rahasia di balik panjang umur dan kebugaran optimal para atlet.
Pilar utama dari diet Mediterania adalah konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan minyak zaitun. Sumber protein utamanya berasal dari ikan, ayam, dan telur, sementara daging merah dikonsumsi dalam jumlah yang sangat terbatas. Pola makan ini kaya akan antioksidan dan senyawa anti-inflamasi, yang sangat penting bagi atlet. Latihan fisik yang intens dapat menyebabkan peradangan di otot, dan nutrisi yang tepat dapat membantu tubuh melawan peradangan ini, mempercepat proses pemulihan. Pada 14 Mei 2024, sebuah studi yang diterbitkan oleh sebuah jurnal kedokteran olahraga menunjukkan bahwa atlet yang mengadopsi diet Mediterania mengalami nyeri otot yang lebih sedikit setelah latihan intensif.
Selain itu, diet Mediterania juga menyediakan sumber energi yang stabil dan berkelanjutan. Karbohidrat kompleks dari biji-bijian dan serat dari buah dan sayur memberikan energi yang dilepaskan secara perlahan ke dalam tubuh. Hal ini mencegah lonjakan dan penurunan energi yang drastis, memungkinkan atlet untuk mempertahankan performa yang konsisten sepanjang 90 menit pertandingan. Misalnya, seorang ahli gizi dari klub sepak bola ternama di Eropa mengungkapkan pada 20 November 2024, bahwa para pemain mereka dianjurkan untuk makan pasta gandum utuh yang dimasak dengan minyak zaitun dan sayuran hijau sebelum pertandingan.
Aspek penting lain dari diet Mediterania adalah fokusnya pada lemak sehat. Minyak zaitun, alpukat, dan kacang-kacangan adalah sumber lemak tak jenuh tunggal yang penting untuk kesehatan jantung dan otak. Bagi atlet, lemak sehat juga berperan dalam penyerapan vitamin yang larut dalam lemak dan sebagai sumber energi cadangan. Dengan mengadopsi pola makan ini, atlet tidak hanya meningkatkan performa di lapangan, tetapi juga berinvestasi dalam kesehatan jangka panjang mereka, yang dapat membantu memperpanjang karier. Pada 29 Februari 2025, dalam sebuah wawancara, seorang pemain sepak bola veteran berusia 38 tahun menyatakan bahwa ia merasa tetap bugar berkat pola makan yang ia adopsi sejak awal kariernya.
Secara keseluruhan, diet Mediterania lebih dari sekadar pola makan; itu adalah gaya hidup yang mendukung performa atletik secara holistik. Dengan menggabungkan nutrisi yang kaya akan antioksidan, anti-inflamasi, dan energi yang stabil, diet ini membantu atlet sepak bola untuk mencapai kebugaran puncak, mempercepat pemulihan, dan memperpanjang karier mereka, menjadikan mereka contoh sempurna dari apa yang dapat dicapai ketika nutrisi dan olahraga bersatu.