Panahan adalah olahraga yang sangat bergantung pada ketepatan dan ketenangan, menjadikannya arena di mana fokus sang pemanah menjadi kunci utama keberhasilan. Pembinaan atlet panahan presisi membutuhkan pendekatan yang holistik, mengintegrasikan latihan fisik, teknik, dan terutama mental. Pada Rabu, 17 September 2025, dalam sebuah coaching clinic panahan di Pusat Pelatihan Nasional Panahan, Jakarta, Bapak Gunawan Santoso, pelatih kepala tim nasional panahan, menyatakan, “Di panahan, kemenangan ditentukan oleh seberapa baik seorang atlet menjaga fokus sang pemanah di bawah tekanan. Ini adalah kombinasi keterampilan dan ketenangan batin.” Pernyataan ini didukung oleh analisis data performa atlet dari Asian Archery Championships 2024, yang menunjukkan bahwa atlet dengan konsentrasi tinggi memiliki akurasi tembakan yang lebih baik.
Pembinaan atlet panahan presisi dimulai dengan penguasaan teknik dasar yang sempurna. Ini mencakup postur tubuh yang stabil, teknik drawing (menarik busur) yang konsisten, anchoring (titik jangkar), hingga rilis anak panah yang mulus. Setiap gerakan harus menjadi otomatis dan tanpa cela, sehingga atlet dapat mengalihkan sebagian besar perhatian mereka pada target. Latihan berulang (repetition) dengan koreksi detail dari pelatih adalah esensial dalam tahap ini. Misalnya, di salah satu klub panahan di Yogyakarta, atlet-atlet pemula menghabiskan 80% waktu latihan mereka untuk drills posisi tubuh dan drawing tanpa anak panah, sebagaimana diatur dalam modul pelatihan klub.
Selain teknik, fokus sang pemanah juga sangat dipengaruhi oleh kekuatan fisik dan daya tahan. Meskipun terlihat statis, panahan membutuhkan kekuatan otot inti (core), bahu, dan punggung untuk menjaga stabilitas dan menahan busur dalam posisi yang tepat. Latihan kekuatan, fleksibilitas, dan endurance otot membantu atlet mempertahankan presisi tembakan, terutama dalam kompetisi yang panjang. Pada pukul 10.00 WIB di hari coaching clinic tersebut, para atlet memperagakan latihan kekuatan dengan resistance band yang dirancang khusus untuk memperkuat otot-otot yang relevan dengan panahan.
Aspek mental adalah yang paling krusial dalam membentuk fokus sang pemanah. Atlet diajarkan teknik pernapasan, visualisasi, dan mindfulness untuk menenangkan pikiran, mengelola kecemasan, dan menjaga konsentrasi penuh sebelum dan saat menembak. Kemampuan untuk mengabaikan gangguan eksternal dan tetap fokus pada target adalah pembeda antara pemanah biasa dan juara. Seorang psikolog olahraga dari tim pelatnas, pada 10 September 2025, secara rutin mengadakan sesi pelatihan mental dengan para atlet panahan. Dengan pembinaan yang terintegrasi antara teknik, fisik, dan mental, setiap pemanah dapat mengasah fokus sang pemanah dan mencapai presisi tertinggi di setiap bidikan.